Sabtu, 25 September 2010

Kesabaran Seorang Wanita


Hasan bin Siraj berkata "Pada suatu hari aku berangkat haji ke tanah suci. Pada saat aku thawaf, tiba-tiba ada seorang wanita yang amat cantik. Lalu aku berkata dalam hati, "Demi Allah. Aku belum pernah melihat wanita secantik ini. Aku kira wanita secantik ini sangat berbahagia dan jarang bersedih." Aku sangat terkejut ketika aku tahu bahwa wanita itu tahu apa yang aku katakan di dalam hati."


"Tuan, bagaimana Tuan bisa berkata demikian? Demi Allah, aku yakin bahwa tidak ada seorang pun yang menyamai penderitaandan kesengsaraanku di dunia ini"
Lalu aku bertanya, "Mengapa demikian?" Wanita itu berkata, "Dulu suamiku menyembelih seekor kambing untuk berkurban. Ketika itu anakku sedang bermain main, sedangkan aku sedang menyusui anakku yang masih bayi sambil memasak. Anakku yang besar bertanya kepada adiknya, "Dik, kamu tahu tidak bagaimana caranya ayah menyembelih kambing untuk berkurban tadi?"

"Tidak," jawab adiknya. "Kamu mau tahu bagaimana caranya?" tanya kakaknya lagi. "Oh ya tentu. Bagaimana caranya kak ?" Lalu sang kakak pun menyuruh adiknya untuk berbaring. Pisau yang sangat tajam yang biasa digunakan untuk menyembelih kambing diletakkan di leher adiknya. Lalu digerakkan sebagaimana orang yang sedang menyembelih kambing. Darah segar mengucur deras. Sang adik berteriak-teriak kesakitan. Dan akhirnya ia pun meninggal. Kakaknya sangat takut. Ia yakin bahwa pasti ia akan dimarahi dan dihukum berat oleh ayahnya.

Lalu ia pun pergi meninggalkan rumah menuju sebuah gunung. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seekor srigala dan binatang itupun memakannya. Sementara itu ayahnya mencarinya kemana-mana, namun tidak berhasil menemukannya, kemudian ia pulang, karena kehausan yang mat sangat, ia pun mati. Aku beranjak ke pintu untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh suamiku. Ternyata anakku yang masih bayi merangkak ke kuali yang berisi air mendidih di atas api. Ia menjulurkan tangannya. Air mendidih itu pun menumpahi tangan dan tubuhnya hingga kulitnya mengelupas. Daging dan tulangnya berserakan. Hal itu sampai kepada anak perempuanku. Ia pun menghempaskan tubuhnya ke tanah. Dan ia juga mati. Lalu tinggalah aku sendiri, kehilangan seluruh keluarga yang sangat kucintai dan kusayangi."

Hasan As Siraj bertanya pada wanita itu, "Bagaimana Anda bisa bersabar menghadapi musibah yang amat memilukan itu?" Wanita itu menjawab, "Tidak seorang pun di dunia ini yang apabila ditimpa musibah tidak menempuh salah satu dari 2 jalan yang berbeda, kesabaran dan penyesalan. Kalau ia memilih bersabar maka konsekuensinya akan menjadi baik. Namun, kalau ia memilih penyesalan maka konsekuensinya akan menjadi buruk."

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS An-Nahl-96)

Jalan yang diambil oleh wanita tersebut memang benar, kesabaran. Ia tidak menyesal, karena ia percaya dengan ayat ini

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya" (QS: Al Baqarah-286)


1 komentar:

  1. Kisah yang menyentuh hati To____oT


    Sesungguhnya dengan menaruh cinta kepada Alloh pada tingkatan pertama dan paling utama, akan mencegah kita menangis akan perginya bayangan duniawi yang menghilang dari hati kita.

    BalasHapus